Selasa, 09 Februari 2010

PERGANTIAN KULIT LOBSTER AIR TAWAR


Setiap mahluk hidup pasti tumbuh. Proses itu menghasilkan perubahan tubuh, yaitu bertambah besar dan bertambah berat. Bersamaan itu pula terjadinya perubahan struktur tubuh, terutama tubuh bagian luar. Ini terjadi pula pada lobster air tawar. Namun tubuh lobster tak berkulit melainkan terbungkus oleh cangkang tua yang keras, bila sudah lama. Pada saat tubuh bertambah besar maka cangkang sudah tak cukup lagi untuk menutup bagian tubuh itu, sehingga cangkang itu harus dibuang, terkelupas dengan sendirinya, kemudian berganti dengan cangkang yang baru yang lebih muda, dan elastis. Ini hanya terjadi pada udang, dan proses ini disebut dengan istilah moulting.

Menurut Iskandar (2003), dalam siklus hidu lobster, pertumbuhan hanya terjadi di bagian tubuh saja, tidak terjadi dengan cangkangnya. Cangkang tidak akan muat ketikan tubuh lobster semakin bertambah besar. Oleh sebab itu, lobster perlu membuang cangkangnya dan mengganti dengan cangkang yang baru. Karena pertumbuhan terus terjadi, maka moultingpun akan terus terjadi. Selama hidupnya, lobster mengalami moulting hingga puluhan kali. Moulting mulai terjadi pada umur 2 -3 minggu. Frekwensi tertinggi terjadi sebelum loster dewasa, berumur 6 – 7 bulan, dibanding dengan lobster yang sudah dewasa (Wiyanto dan Hartono, 2003). Lobster dewasa terutama induk jantan maupun betina akan moulting lagi setelah 2 – 3 kali melakukan perkawinan. Dua hingga tiga jam sebelum moulting, lobster nampak gelisah, dan tidak mau makan. Keadaan ini menyebabkan kondisi tubuhnya menjadi lemah. Pada saat ini diperkirakan lobster mengeluarkan aroma yang merangsang lobster lain untuk makan. Karena salah satu sifat jelek dari hewan ini adalah kanibalisme.
Dalam www.O.fish.com (2005) dinyatakan bahwa pergantian kulit pada lobster merupakan saat yang rawan. Tanda-tanda yang terlihat adaloah lobster cenderung tidak aktif dan berdiam di tempat persembunyiannya. Selain itu pergerakannya lamban dan kulitnya nampak keruh. Setelah proses moulting terjadi, kulit lobster akan lembut. Untuk memulihkan kembali seperti keadaan semula perlu waktu 24 jam. Selanjutnya dalam situs itu menerangkan tentang proses terjadinya moulting. Ada empat tahapan dalam moulting : A. Proecdysis. Merupakan tahap persiapan moulting. Kalsium diserap dari kerangka lama dan disimpan dalam gastrolith diikuti dengan pembentukan kulit baru. B. Ecdysis. Merupakan tahap pelepasan diri dari kerangka lama. Pada saat baru keluar, kutiler lobster dalam keadaan masih lembut. Pada fase ini terjadi penyerapan air secara cepat oleh tubuh lobster. C. Mecedysis, merupakan tahap pemindahan mineral kalsium dari gastrolith ke kutikel baru sebagai bahan krangka luar. Lobster sudah akan mulai makan. Pembentukan jaringan disertai dengan peningkatan sintesis protein dan DNA. Jaringan sudah mulai mengganti air yang diserap pada fase sebelumnya. D. Intermolt, merupakan fase antar moulting. Kerangka dan pertumbuhan jaringan akan selesai serta mulai mengubah metabolisme untuk pemenuhan cadangan energi yang disimpan dalam hepatopancreas yang akan digunakan untuk proses moulting berikutnya.
Menurut Wiyanto dan Hartono (2003), moulting berfungsi untuk merangsang dan mempercepat pertumbuhan. Selain itu moulting juga berperan dalam proses pematangan gonad, sehingga betina dapat memproduksi telur dan jantan dapat meproduksi sperma. Selanjutnya, keduanya menyatakan bahwa moulting juga berperan dalam menumbuhkan kembali organ yang cacat. Menurut Setiawan (2006), selain pertumbuhan, pemicu moulting bisa juga akibat perubahan air. Perubahan air yang mendadak bisa menyebabkan lobster stress. Kondisi ini menjadikan terjadinya perubahan pada struktur daging dan cangkang, yang akhirnya dapat menyebabkan terpisahnya bagian cangkang dengan daging tersebut.

Sumber :
http://usniarie.blogspot.com/2008/04/pergantian-kulit-lobster-air-tawar.html 28 April 2008.

KEBIASAAN MAKAN LOBSTER AIR TAWAR



Dilihat dari kebiasaan makanan (food habit), hewan dibagi dalam tiga golongan, yaitu ikan pemakan tumbuhan (herbivora), ikan pemakan hewan (carnivora) dan ikan pemakan segala (omnivora). Ikan mas termasuk herbivora atau ikan yang sepanjang hidupnya pemakan tumbuhan.
Menurut Rita Suryani (2005) lobster air tawar tergolong karnivora, yaitu pemakan segala, baik tumbuhan maupun hewan. Lobster air tawar dapat memakan bahan hewani, seperti cacing sutera, cacing air, cacing tanah dan zooplankton. Sementara bahan nabati yang sangat disukai adalah tanaman air, sperti lumut, akar salada air dan tanaman air lainnya.
Menurut Wiyanto dan Hartono (2003) selain pakan alami segar, lobster juga menyukai pakan buatan, terutama pelet.
Sedangkan menurut Iskandar (2003), selain lumut dan cacing, lobster juga suka dengan biji-bijian, ubi-ubian dan bangkai binatang.
Sebelum memangsa makanan, lobster mendeteksi makanan itu dengan antena pada kepala, kemudian jika makanan itu sudah sesuai dengan keinginan, mangsa akan ditangkap dengan capitnya yang kuat dan kokoh. Setelah itu, mangsa diserahkan pada kaki jalan pertama, yang berfungsi sebagai tangan, dan siap dikonsumsi. Karena pelet khusus lobster jarang, maka pelet lain juga bisa diberikan, tapi kandungan protein pakan tersebut harus berkisar antara 30 – 40 persen. Menurut Iskandar (2003), jenis pelet komersil untuk lobster air tawar adalah pelet untuk windu dan udang galah. Dosis pakan yang diberikan sebanyak 3 persen/hari dari bobot tubuh.
Dilihat dari kebiasaan makan, ikan dibagi menjadi tiga golongan, yaitu floating feeder, midle feeder dan bottom feeder. Ikan nila termasuk floating feeder, karena terbiasa makan di permukaan. Tambakan termasuk midle feeder, karena terbiasa makan di tengah perairan. Sedangkan lobster air tawar termasuk bottom feeder, yaitu pemakan dasar. Selain bottom feeder, lobster juga fasif dalam mencari makan, dan lebih banyak dilakukan pada malam hari, atau dikenal dengan sebutan nocturnal animal. Karena sifat itu, maka pemberian pakan untuk lobster harus lebih banyak untuk malam hari.

Sumber : http://usniarie.blogspot.com/2008/04/klasifikasi-dan-morfologi_26.html

Ciri Lobster jantan
:
capit lebih besar, di ujung capit ada lis berwarna orange/merah, di pangkal kaki terakhir ada tonjolan berupa alat kelamin.


Ciri Lobster Betina :
capit lebih kurus dan polos, di pangkal kaki ketiga ada bulatan bening berupa alat kelamin.
Untuk Yabby hampir sama dengan Red claw hanya saja dicapit yang jantan tidak ada strip merahnya, capit betina hampir sama besar dengan yang jantan hanya lebih kecil sedikit.
Untuk Clarkii letak kelamin sama dengan red claw hanya untuk yang jantan dapat dilihat juga dengan adanya empat kaki didekat kaki renangya.